Sabtu, 24 Desember 2016

Tujuan Filsafat dan Filsafat Pendidikan Masa Depan



A.    Tujuan Filsafat Pendidikan
Tujuan Filsafat Pendidikan adalah menemukan makna dasar dari pendidikan itu sendiri. Tujuan filosofis atau hasil yang bisa dimanfaatkan adalah menemukan hakikat dari keberadaan tentang pendidikan. Rangkaian-rangkaian unsure untuk menemukan hakikat itu dinamakan dengan epistemology. Jadi epistemology dan metafisika adalah rangkaian kegiatan berfilsafat yangs selalu digunakan oleh setiap filsuf. Rangkaian tersebut akan menghasilkan gagasan-gagasan terstruktur. Gagasan terstruktur inilah yang dinamakan dengan konsep. Selanjutnya dalam konsep, akan terkadung unsure objek, metafisika, dan epistemology untuk membangunnya. Kandungan ini sangat menentukan corak dari konsep yang dibangun.
B.     Filsafat Pendidikan Masa Depan
Gambaran masa depan itu diperoleh melalui fakta-fakta yang ada pada masa kini, ditambah dengan berbagai kemungkinan yang mausk akal yang akan terjadi pada masa depan atau masa yang akan datang.
1.      Posmodernisasi Pendidikan
Reaksi atas konsep-konsep sebelumnya ini biasanya diwadahi dengan istilah konsep postmodern. Kata “post” berarti setelah, sedangkan “modern” berarti keadaan setelah pencerahan. Artinya, konsep filsafat yang berkembang di masa yang akan datang tidak melepaskan dari model-model konsep yang sudah ada sebelumnya. Dan simpulan sementara yang dimaksud adalah kebenaran yang menjadi cirri khas masa postmodern itu.
2.      Virtualisasi Pendidikan
Pendidikan mengalami perubahan realitas. Semula dari pendidika yang bersifat rill atau empiris, menuju pendidikan yang bersifat virtual. Perkembangan teknologi memaksa penyelenggaraan pendidikan yang tidak hanya dilakukan dikelas, tetapi juga di luar kelas, bahkan pendidikan tanpa ruang.
Dalam konsep ontology, yakni tentang pencarian kenyataan yang hakiki, manusia akan dihadapkan pada kenyataan maya (virtual reality) seperti cukup berada di dalam kamar, barang yang kita inginkan sudah dengan mudah didapatkan.
Dalam konsep etika, munculnya teknologi bayi tabung, cloning, dan pengujian DNA. Itu semua menantang filsafat untuk mendefinisikan kembali tentang asal-usul nilai manusia.
Masalah-masalah tersebut di masa depan akan dipecahkan dengan sejumlah teori. Teori itulah yang akna  bermanfaat bagi perkembangan filsafat pada masa yang akan datang.
3.      Dekonstruksi Pendidikan
Dalam lapangan ilmu humaniora, metode yang dimanfaatkan untuk mendobrak konsep sebelumnya biasa dikenal dengan dekonstruksi. Kata ini merupakan bentukan dari imbuhan “de” yang berarti merusak, dan “konstruksi” yang berarti bangunan. Arti harfiahnya, merusak banguan yang sudah dahulu ada. Arii ilmiahnya, dekonstruksi berpandangan bahwa konsep-konsep postmodern memiliki banyak kelemahan sehingga perlu dibongkar dan di tata ulang.
Dimasa depan, epistemology yang berkembang sekarang ini akan saling berdialog untuk menemukan bentuk-bentuk  paling mungkin diantara bentuk yang lainnya. Epitemologi lama runtuh, berganti dengan epistemology baru. Potensinya sudah bisa dikenali sekarang.
4.      Evolusi Pendidikan
Filsafat pendidikan di masa depan ditandai dengan adanya perubahan tatanan konsepsi filsafat itu sendiri. Ketika metafisika dikatakan telah mati mislanya, metafisika baru telah muncul. Demikian pula ketika dikatakan filsafat sudah mati, maka akan timbul filsafat yang baru. Kematian filsafat adalah kematian konsep filsafat yang lampau. Filsafat akan tetap hidup!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar