akar dari segala kejahatan adalah dua delusi mendasar.
Yang pertama adalah delusi, bahwa orang bisa mencapai kebahagiaan dengan
mencari serta mengumpulkan hal-hal dari luar dirinya, seperti nama baik,
kehormatan, uang, harta dan sebagainya. Yang kedua adalah delusi, bahwa manusia
adalah mahluk individual yang terpisah dengan manusia-manusia lainnya, dan juga
terpisah dari alam. Dua delusi ini menciptakan penderitaan batin yang amat
dalam bagi manusia, baik dalam lingkup hidup pribadinya, maupun dalam
hubungan-hubungan sosialnya.
Jalan keluar dari dua delusi ini sebenarnya sederhana, yakni
kita harus mulai melihat ke dalam diri kita sendiri, dan mencoba menemukan
kepenuhan hidup disana. Kita harus berhenti mencoba mengisi kekosongan batin
kita dengan hal-hal eksternal, seperti uang, nama besar, barang-barang dan
lainnya. Ketika kita menengok ke dalam, kita akan menyadari, siapa diri kita
sebenarnya. Di dalam proses menyadari diri kita yang sejati, kita pun lalu akan
sampai pada kesadaran, bahwa segala hal di alam semesta ini adalah kesatuan
dari jaringan yang tak terpisahkan.
Kita dan orang lain adalah satu. Kita dan alam adalah satu.
Penderitaan mereka adalah penderitaan kita sendiri. Kebahagiaan mereka adalah
kebahagiaan kita sendiri.
Pemahaman ini tidak boleh hanya menjadi pemahaman
intelektual semata. Ia harus sungguh menjadi bagian dari kesadaran kita
sehari-hari. Ketika kita bertindak dari kesadaran mendasar, bahwa apa yang kita
cari sudah selalu tertanam di dalam diri kita sendiri, dan bahwa segala hal di
dunia ini adalah satu kesatuan dan saling terhubung satu sama lain, maka segala
yang kita alami dan lakukan akan selalu bisa membantu diri kita sendiri dan
orang lain. Di dalam kesenangan, tindakan kita akan membantu diri kita, orang
lain, semua mahluk hidup dan alam sebagai keseluruhan. Bahkan di dalam
penderitaan dan kesedihan berat, tindakan kita juga bisa membantu mereka semua.
Tidak ada perbedaan antara kita dan mahluk hidup lainnya.
Tidak ada perbedaan antara kita dan alam. Semua perbedaan yang tampak hanya
muncul dari panca indera dan pikiran kita yang rapuh. Perbedaan tersebut lahir
dari delusi, yakni dari kesalahan berpikir yang mendasar tentang kehidupan.
Delusi hanya menciptakan penderitaan di dalam hati kita.
Ketika hati kita menderita, kita pun lalu dengan mudah menyakiti orang lain.
Kita juga dengan mudah menghancurkan kehidupan lain dan alam ini, demi
memuaskan delusi kita. Delusi inilah akar dari segala kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar