Teknologi adalah
tema penting dalam pendidikan. Murid-murid dewasa ini tumbuh di dunia yang jauh
berbeda dengan di masa ketika orang tua dan kakek mereka masih menjadi murid.
Jika murid ingin siap bekerja, teknologi harus menjadi bagian integral dari
sekolah dan pelajaran di kelas (Earle, 2002; Geisert & Futrell, 2000;
Sharp, 2002). Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana
kita kini hidup. Orang menggunakan computer, bolpoin, surat, dan telepon untuk berkomunikasi.
Teknologi
pendidikan telah hadir di Indonesia sejak decade 1970-an. Teknologi pendidikan
dasarnya adalah belajar dalam konteks yang luas, dapat terjadi di sekolah,
pusat pendidikan, di masyarakat, atau belajar lain dalam rangka meningkatkan
wawasan dan refleksi diri seseorang. David Jonassen (1996) berargumen bahwa
penggunaan teknologi yang paling baik dalam pendidikan, melibatkan aplikasi
komputer yang mendorong murid untuk berpikir secara kritis mengenai materi yang
mereka pelajari. Ia menyebut aplikasi seperti itu sebagai “peralatan pikiran”
dan melihatnya sebagai alat konstruktivitas yang mendukung kreasi murid
terhadap pengetahuan dan penalaran mengenai isi materi. Jonassen membedakan
beberapa kategori peralatan pikiran, termasuk peralatan organisasi semantic,
peralatan pemodelan dinamis, peralatan interpretasi informasi, serta peralatan
percakapan dan kolaborasi.
Peralatan
organisasi semantic seperti halnya peralatan pemetaan konsep, membantu murid
untuk mengorganisasi, menganalisis, dan memvisualisasikan informasi yang mereka
pelajari. Sebagai contoh, murid yang sedang mempelajari iklim, dapat mencari
jawaban dari database global untuk menguji hipotesis meraka yang berkaitan
dengan hubungan antara iklim dan populasi. Peralatan permodelan dinamis
membantu murid untuk menjelajahi hubungan antarkonsep.
Peralatan
interpretasi informasi membantu pelajar mengakses dan menginterpretasikan
informasi. Sebagai contoh, peralatn visualisasi menciptakan model visual dari
fenomena kompleks yang membuat mereka lebih dapat dipahami. Peralatan
konstruksi pengetahuan, seperti hypermedia, program pengeditan video atau
desain web, mendukung konstruksi pengetahuan murid dalam beragam bentuk.
Akhirnya beragam peralatan percakapan dan kolaborasi seperti email, diskusi
online, chat , konferensi video, dan blog memungkinkan murid untuk berinteraksi
serta berkolaborasi dengan para ahli dan murid di seluruh dunia. Sebagai contoh
murid murid yang mempelajari bahasa asing dapat bercakap dengan penutur asli
dnegan menggunakan komunikasi dengan media computer.Internet adalah inti dari
komunikasi melalui computer. Sistem internet berisikan ribuan jaringan computer
yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak tehingga yang
dapat diakses murid. Dalam banyak kasus, internet mengandung informasi yang
lebih baru daripada buku teks. pada tahun 2000, 98 persen sekolah umum di
Amerika Serikat telah terhubung dengan internet, dan 77 persen kelas punya
computer yang terhubung dnegan internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar