Dalam
tradisi filsafat Barat di Negara Indonesia sendiri yang notabene-nya adalah bekas
jajahan bangsa Eropa-Belanda (negara-negara Barat), dikenal adanya pembidangan
dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Tema-tema tersebut adalah:
Ontologi, Epistemologi, serta Aksiologi.
Tema pertama adalah ontologi. Ontologi membahas tentang masalah
“Keberadaan” sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris ( Kasat
Mata ), Misalnya: Mengenai keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata
surya.
Tema kedua adalah epistemologi. Epistemologi adalah tema yang
mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”).
Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber,
serta kebenaran suatu pengetahuan.
Tema ketiga adalah aksiolgi. Aksiologi yaitu tema yang membahas
tentang masalah nilai atau norma sosial yang berlaku pada kehidupan manusia.
Nilai sosial .
Dalam tradisi filsafat Barat,
dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.
Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada.
Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum
dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam
semesta dibahas dalam Kosmologi.
Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan
wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”).
Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber,
serta kebenaran suatu pengetahuan.
Aksiologi membahas masalah nilai atau norma
yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang
filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
Etika, atau filsafat moral, membahas
tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana
kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas
di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan
sebagainya.
Estetika membahas mengenai keindahan dan
implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori
mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.
Walaupun ajaran Filsafat Barat, erat
hubungannya dengan agama Non-Muslim (Kristen), serta sering dikait-kaitkan
dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan pada zamannya, akan tetapi dalam
kenyataanya sekarang Negara Indonesia masih bisa meminamalisir keadaan
tersebut, keadaan dimana negara Indonesia, menurut penelitian dari para ahli di
bidangnnya menyatakan bahwa, Indonesia justru berada dalam kategori 5 besar
negara dengan penduduk Mayoritas ber-agama Islam, tidak seperti apa yang
diajarkan oleh para filsuf-filsuf pada Abad Pertengahan (Filsafat Barat),
dimana ajaran mereka menyatakan dengan tegas bahwa, setiap perkataan, setiap
perintah, bahwa setiap peraturannya yang di keluarkan olah seorang pendeta
gereja adalah benarnya adanya, masyarakat di zamannya seperti berada dalam ‘abad gelap’ abad dimana mereka
diibaratkan seperti sebuah robot yang harus mengikuti dan menjalankan perintah
dari pemiliknya ‘Para Pendeta Gereja’. Dari segi persentase, Indonesia hanya
miliki kurang dari 50% penduduknya yang beragama Non-Muslim ‘Kristen’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar