Jumat, 30 Desember 2016

Penerapan Filsafat Barat di Negara Indonesia


Dalam tradisi filsafat Barat di Negara Indonesia sendiri yang notabene-nya adalah bekas jajahan bangsa Eropa-Belanda (negara-negara Barat), dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Tema-tema tersebut adalah: Ontologi, Epistemologi, serta Aksiologi.
Tema pertama adalah ontologi. Ontologi membahas tentang masalah “Keberadaan” sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris ( Kasat Mata ), Misalnya: Mengenai keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya.
Tema kedua adalah epistemologi. Epistemologi adalah tema yang mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
Tema ketiga adalah aksiolgi. Aksiologi yaitu tema yang membahas tentang masalah nilai atau norma sosial yang berlaku pada kehidupan manusia. Nilai sosial .
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.
Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
Etika, atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.
Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.
Walaupun ajaran Filsafat Barat, erat hubungannya dengan agama Non-Muslim (Kristen), serta sering dikait-kaitkan dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan pada zamannya, akan tetapi dalam kenyataanya sekarang Negara Indonesia masih bisa meminamalisir keadaan tersebut, keadaan dimana negara Indonesia, menurut penelitian dari para ahli di bidangnnya menyatakan bahwa, Indonesia justru berada dalam kategori 5 besar negara dengan penduduk Mayoritas ber-agama Islam, tidak seperti apa yang diajarkan oleh para filsuf-filsuf pada Abad Pertengahan (Filsafat Barat), dimana ajaran mereka menyatakan dengan tegas bahwa, setiap perkataan, setiap perintah, bahwa setiap peraturannya yang di keluarkan olah seorang pendeta gereja adalah benarnya adanya, masyarakat di zamannya seperti berada dalam ‘abad gelap’ abad dimana mereka diibaratkan seperti sebuah robot yang harus mengikuti dan menjalankan perintah dari pemiliknya ‘Para Pendeta Gereja’. Dari segi persentase, Indonesia hanya miliki kurang dari 50% penduduknya yang beragama Non-Muslim ‘Kristen’.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar