Sabtu, 24 Desember 2016

Inovasi Dalam Kegiatan Belajar


Feng (1996) mengatakan bahwa dalam bidang-bidang yang memiliki banyak masalah yang tidak jelas, seperti ilmu pengetahuan sosial dan humanitas, pengajaran berpusat pada siswa dapat berjalan efektif. Namun, mereka percaya bahwa dalam bidang pengetahuan yang terstruktur dengan baik, seperti matematika dan ilmu pengetahuan alam, pengajaran berpusat pada guru berfungsi dengan lebih baik. Pera pengkritik menekankan bahwa ada jurang pemisah antara tingkat teoritis pengajaran yang berpusat pada siswa dan penerapan aktualnya (Airasian & Walsh, 1997). Konsekuensi dari mengimplikasikan strategi berpusat pada siswa di dalam kelas sering kali lebih menantang daripada mengantisipasi
Sejauh ini, kita telah mendeskripsikan banyak aspek perencanaan dan pengajaran. Dalam masyarakat kontemporer, teknologi  memainkan peran penting dalam perencanaan dan pengajaran. Teknologi dapat memengaruhi perencanaan kurikulum dalam tiga cara, yaitu:
(1)   Sebagai tujuan belajar untuk siswa guna mengembangkan kompetensi teknologi tertentu
(2)   Sebagai sumber untuk perencanaan kurikulum melalui materi yang diperluas dari internet, dan
(3)   Sebagai alat yang meningkatkan kemampuan sisiwa untuk belajar melalui teknologi, seperti simulasi dan visualisasi dalam ilmu pengetahuan alam dan anaisis teks dalam karya sastra, begitu pula dengan perangkat lunak yang mendorong renungan dan memberikan model kerja Revolusi Teknologi dan Internet
Siswa pada Zaman sekarang berkembang di dunia yang jauh berbeda secara teknologidari dunia dimana orang tua dan kakek neneknya masih seusia mereka. Apabila siswa harus bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk pekerjaan hari esok, teknologi pasti sudah menjadi satu bagian integral dari sekolah dan kelas ( Bitier & Legacy, 2006; Hoffner, 2007; Lajoie dan Azevedo, 2006, Stahl, Koschmann & Suthers, 2006; thorsen, 2006).
Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita sekarang tinggal. Saat ini, orang menggunkana computer untuk berkomunikasi sebagimana orang zaman dahulu menggunakan pena, perangko materai dan telepon.
Internet adalah sebuah sistem jaringan computer yang beroperasi di seluruh dunia. Sebagi inti dari komunikasi yang diperantarai oleh computer, internet memainkan peran penting dalam revolusi teknologi, terutama di sekolah. Dalam banyak kasus, internet mempunyai informasi yang lebih terkini dan up to date dibandingkan dengan buku.
Internet dapat menjadi sebuah alat belajar yang terpenting dalam banyak konteks kelas (Bruckman, 2006; Cunningham dan Billingsley, 2006; Hiltz & Goldman, 2005; provenzo 2005)
Internet bisa merupakan alat berharga untuk membantu siswa-siswa belajar ( Berson dkk, 2007; koedinger & Corbett, 2006; scardamalia & Breiter, 2006).
Namun, internet mempunyai beberapa kekurangan (Schofeld, 2006). Namun ketika digunakan secara efektif, internet memperluas akses ke dunia pengetahuan dan orang-orang yang tidak bisa didapat siswa-siswa dalam cara lain (cruz& Duplass, 2007)
Sebuah per


Gunakanlah teknologi untuk membantu siswa merentangkan pikiran dan mmemahami sesuatu dalam cara yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Dalam meningkatkan pemahaman siswa, Stone Wiske dan koleganya (2005) merekomendasikan bahwa guru menggunakan teknologi ketika teknologi bisa meningkatkan dan memperkaya prestasi pemahaman mereka dalam berbagai jenis media yang meliputi video, audio digital, dan lain sebagainya. Teknologi ini juga menangkap pekerjaan siswa dalam bentuk yang bisa direvisi, dikombinasi, dan didistribusikan dengan mudah (wiske, Franz & Breit, 2005, hlm. 65-66).

Dalam The Educator’s Manifesto (1999), Robbie Mc Clintock berargumen bahwa inovasi dalam komunikasi dan teknologi digital merupakan potensi untuk mengubah kegiatan belajar mengajar secra significant. Ia mengidentifikasi tiga bidang dimana inovasi teknlogi telah berubah apa yang mungkin secra pendiidkan. Pertama, pertumbuhan internet dan broadband, komunikasi nirkabel mempunyai potensi untuk mengubah sekolah dan kelas dari tempat yang terasing dengan akses informais yang relative langka menjadi sekolah dan kelas yang kaya akan koneksi dengan dunia dan ide-ide nya. Kedua, teknologi yang bermunculan “menjadikannya semakin jelas bahwa pekerjaan membutuhkan pemikiran bisa terjadi dalam banyak bentuk verbal, visual, auditori, kinetic, dan pembauran dari semuanya” (Hlm. 13). Startegi pendidikan dasar harus diperluas guna mencakup presentasi, manipulasi, evaluasi, kreasi, dan komunikasi pengetahuan dalam berbagai bentuk media. Ketiga, peralatan digital seperti kalkulator, word processor, datebase, spreadsheet, dan organisator gratis membantu mengotomatisasi keterampilan intelektual pada tingkat yang lebih rendah sehingga memungkinkan pengguna untuk lebih berkonsentari pada tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Menurut Mc Clintock, pertanyaan kurikuler dasarnya adalah “pengetahuan apakah yang paling berharga?” dan ini harus dipikirkan lagi sebagai teknologi digital yang mengubah apa yang mungkin secara pendidikan.
Tentu saja, impian teknologi pendidikan Mc Clintock belum terealisasi. Meskipun dengan kehidupan sehari-hari orang-orang terbiasa menggunakan berbagai peralatan digital seperti peralatan telepon seluler untuk mengakses informasi dalam berbagai format dan peralatan digital, kalkulator, dan ipod untuk mengatur serta memanipulasi informasi di manapun dan kapan pun mereka membutuhkanya, sebagian besar ruang kelas pada zaman sekarang tidaklah berbeda secara significant dari ruang kelas 50 tahun yang lalu. Namun, beberapa perkembangan baru yang pada ummumnya dapat dikarakterisasi sebagai inisiatif pengoperasian computer secara massif mempunyai potensi untuk mengubah ruang kelas secra significant. Akses secara massif untuk pengoperasian computer bisa memengaruhi pemebelajaran siswa. Selain itu, beberapa ahli berargumen bahwa pengoperasian computer secara massif “meratakan laoangan bermain” untuk kebutuhan khusus dan siswa yang berkemampuan lebih rendah (Hill dkk, 2002; Swan dkk, 2006).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar