Feng (1996) mengatakan bahwa dalam
bidang-bidang yang memiliki banyak masalah yang tidak jelas, seperti ilmu
pengetahuan sosial dan humanitas, pengajaran berpusat pada siswa dapat berjalan
efektif. Namun, mereka percaya bahwa dalam bidang pengetahuan yang terstruktur
dengan baik, seperti matematika dan ilmu pengetahuan alam, pengajaran berpusat
pada guru berfungsi dengan lebih baik. Pera pengkritik menekankan bahwa ada
jurang pemisah antara tingkat teoritis pengajaran yang berpusat pada siswa dan
penerapan aktualnya (Airasian & Walsh, 1997). Konsekuensi dari
mengimplikasikan strategi berpusat pada siswa di dalam kelas sering kali lebih
menantang daripada mengantisipasi
Sejauh ini, kita telah
mendeskripsikan banyak aspek perencanaan dan pengajaran. Dalam masyarakat
kontemporer, teknologi memainkan peran
penting dalam perencanaan dan pengajaran. Teknologi dapat memengaruhi
perencanaan kurikulum dalam tiga cara, yaitu:
(1) Sebagai
tujuan belajar untuk siswa guna mengembangkan kompetensi teknologi tertentu
(2) Sebagai
sumber untuk perencanaan kurikulum melalui materi yang diperluas dari internet,
dan
(3) Sebagai
alat yang meningkatkan kemampuan sisiwa untuk belajar melalui teknologi,
seperti simulasi dan visualisasi dalam ilmu pengetahuan alam dan anaisis teks
dalam karya sastra, begitu pula dengan perangkat lunak yang mendorong renungan
dan memberikan model kerja Revolusi
Teknologi dan Internet
Siswa pada Zaman sekarang berkembang di
dunia yang jauh berbeda secara teknologidari dunia dimana orang tua dan kakek
neneknya masih seusia mereka. Apabila siswa harus bisa mempersiapkan diri
dengan baik untuk pekerjaan hari esok, teknologi pasti sudah menjadi satu
bagian integral dari sekolah dan kelas ( Bitier & Legacy, 2006; Hoffner,
2007; Lajoie dan Azevedo, 2006, Stahl, Koschmann & Suthers, 2006; thorsen,
2006).
Revolusi teknologi adalah bagian dari
masyarakat informasi dimana kita sekarang tinggal. Saat ini, orang menggunkana
computer untuk berkomunikasi sebagimana orang zaman dahulu menggunakan pena,
perangko materai dan telepon.
Internet adalah sebuah sistem jaringan
computer yang beroperasi di seluruh dunia. Sebagi inti dari komunikasi yang
diperantarai oleh computer, internet memainkan peran penting dalam revolusi
teknologi, terutama di sekolah. Dalam banyak kasus, internet mempunyai
informasi yang lebih terkini dan up to date dibandingkan dengan buku.
Internet dapat menjadi sebuah alat
belajar yang terpenting dalam banyak konteks kelas (Bruckman, 2006; Cunningham
dan Billingsley, 2006; Hiltz & Goldman, 2005; provenzo 2005)
Internet bisa merupakan alat berharga
untuk membantu siswa-siswa belajar ( Berson dkk, 2007; koedinger & Corbett,
2006; scardamalia & Breiter, 2006).
Namun, internet mempunyai beberapa
kekurangan (Schofeld, 2006). Namun ketika digunakan secara efektif, internet
memperluas akses ke dunia pengetahuan dan orang-orang yang tidak bisa didapat
siswa-siswa dalam cara lain (cruz& Duplass, 2007)
Sebuah per
Gunakanlah teknologi untuk membantu
siswa merentangkan pikiran dan mmemahami sesuatu dalam cara yang tidak pernah
mereka lakukan sebelumnya. Dalam meningkatkan pemahaman siswa, Stone Wiske dan
koleganya (2005) merekomendasikan bahwa guru menggunakan teknologi ketika
teknologi bisa meningkatkan dan memperkaya prestasi pemahaman mereka dalam
berbagai jenis media yang meliputi video, audio digital, dan lain sebagainya.
Teknologi ini juga menangkap pekerjaan siswa dalam bentuk yang bisa direvisi,
dikombinasi, dan didistribusikan dengan mudah (wiske, Franz & Breit, 2005,
hlm. 65-66).
Dalam The Educator’s Manifesto (1999),
Robbie Mc Clintock berargumen bahwa inovasi dalam komunikasi dan teknologi
digital merupakan potensi untuk mengubah kegiatan belajar mengajar secra
significant. Ia mengidentifikasi tiga bidang dimana inovasi teknlogi telah
berubah apa yang mungkin secra pendiidkan. Pertama, pertumbuhan internet dan
broadband, komunikasi nirkabel mempunyai potensi untuk mengubah sekolah dan
kelas dari tempat yang terasing dengan akses informais yang relative langka
menjadi sekolah dan kelas yang kaya akan koneksi dengan dunia dan ide-ide nya.
Kedua, teknologi yang bermunculan “menjadikannya semakin jelas bahwa pekerjaan
membutuhkan pemikiran bisa terjadi dalam banyak bentuk verbal, visual,
auditori, kinetic, dan pembauran dari semuanya” (Hlm. 13). Startegi pendidikan
dasar harus diperluas guna mencakup presentasi, manipulasi, evaluasi, kreasi,
dan komunikasi pengetahuan dalam berbagai bentuk media. Ketiga, peralatan
digital seperti kalkulator, word processor, datebase, spreadsheet, dan organisator
gratis membantu mengotomatisasi keterampilan intelektual pada tingkat yang
lebih rendah sehingga memungkinkan pengguna untuk lebih berkonsentari pada
tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Menurut Mc Clintock, pertanyaan kurikuler
dasarnya adalah “pengetahuan apakah yang paling berharga?” dan ini harus
dipikirkan lagi sebagai teknologi digital yang mengubah apa yang mungkin secara
pendidikan.
Tentu saja, impian teknologi pendidikan
Mc Clintock belum terealisasi. Meskipun dengan kehidupan sehari-hari
orang-orang terbiasa menggunakan berbagai peralatan digital seperti peralatan
telepon seluler untuk mengakses informasi dalam berbagai format dan peralatan
digital, kalkulator, dan ipod untuk mengatur serta memanipulasi informasi di
manapun dan kapan pun mereka membutuhkanya, sebagian besar ruang kelas pada
zaman sekarang tidaklah berbeda secara significant dari ruang kelas 50 tahun
yang lalu. Namun, beberapa perkembangan baru yang pada ummumnya dapat
dikarakterisasi sebagai inisiatif pengoperasian computer secara massif
mempunyai potensi untuk mengubah ruang kelas secra significant. Akses secara
massif untuk pengoperasian computer bisa memengaruhi pemebelajaran siswa.
Selain itu, beberapa ahli berargumen bahwa pengoperasian computer secara massif
“meratakan laoangan bermain” untuk kebutuhan khusus dan siswa yang berkemampuan
lebih rendah (Hill dkk, 2002; Swan dkk, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar