Tanggung jawab ilmuan
dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi religius atau etis dan
sosial. Pada intinya, dimensi religius atau etis seorang ilmuan hendaknya tidak
melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika
keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu
mewajibkan ilmuan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan
kegagalannya,mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu
yang sudahdisepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru
dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk
mendapatkankonfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya
sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia jugamemperoleh bahan-bahan
dari orang lain guna mendukung teori-teori yangdikembangkannya.
Maka dari itu,
seorang ilmuan wajib mempublikasikantemuannya agar orang lain dapat melakukan
verivikasi terhadapnya. Jadi jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuan mempunyai
tanggung jawab sosialyang terpikul di bahunya. Bukan karena dia adalah warga
masyarakat yangkepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang
lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam
kelangsunganhidup bermasyarakat. Oleh sebab itu dia mempunyai kewajiban sosial
untuk menyampaikan hal itu kepada masyarakat banyak dalam bahasa yang
dapatmereka cerna.Dalam hal ini juga seorang ilmuan mengkontribusikan
ilmunyadengan ciri khas kharismatik ilmuan yang terpancar dalam nilai
ilmiahnyasehingga membawanya dalam kehidupan masyarakat yang ilmiah dan bias
menempatkan diri sebagai komunitas yang menjiwa diseluruh kalanganmasyarakat.
Dari apa yang kita ketahui bersama di atas dapat kita simpulkan, bahwa
ilmuan adalah seorang yang berkecimpung dalam beberapa bidanngkeilmuan. Sebagai
mana kita lihat bersama dalam beberapa pengertian ilmuan yang disajikan dipoin
kedua. Yang mana seorang ilmuan itu tidak luput dari hal ilmiah. Karena karya
ilmiah ini merupakan salah satu pokok yang terpenting untuk mempublikasikan
karyanya dengan riset-riset tertentu. Di samping itu, ilmuan tidak hanya
terpaku dalam hal sikap saja melainkan dalam tanggung jawab. Karena tanggung
jawab ilmuanmerupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuan tidak mudah
tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar