Senin, 26 Desember 2016

Dimensi Relifius dan sosial Ilmuan



         Tanggung jawab ilmuan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi religius atau etis dan sosial. Pada intinya, dimensi religius atau etis seorang ilmuan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya,mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudahdisepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkankonfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia jugamemperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yangdikembangkannya.

           Maka dari itu, seorang ilmuan wajib mempublikasikantemuannya agar orang lain dapat melakukan verivikasi terhadapnya. Jadi jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuan mempunyai tanggung jawab sosialyang terpikul di bahunya. Bukan karena dia adalah warga masyarakat yangkepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsunganhidup bermasyarakat. Oleh sebab itu dia mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan hal itu kepada masyarakat banyak dalam bahasa yang dapatmereka cerna.Dalam hal ini juga seorang ilmuan mengkontribusikan ilmunyadengan ciri khas kharismatik ilmuan yang terpancar dalam nilai ilmiahnyasehingga membawanya dalam kehidupan masyarakat yang ilmiah dan bias menempatkan diri sebagai komunitas yang menjiwa diseluruh kalanganmasyarakat.

Dari apa yang kita ketahui bersama di atas dapat kita simpulkan, bahwa ilmuan adalah seorang yang berkecimpung dalam beberapa bidanngkeilmuan. Sebagai mana kita lihat bersama dalam beberapa pengertian ilmuan yang disajikan dipoin kedua. Yang mana seorang ilmuan itu tidak luput dari hal ilmiah. Karena karya ilmiah ini merupakan salah satu pokok yang terpenting untuk mempublikasikan karyanya dengan riset-riset tertentu. Di samping itu, ilmuan tidak hanya terpaku dalam hal sikap saja melainkan dalam tanggung jawab. Karena tanggung jawab ilmuanmerupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar