Cara belajar seseorang pada dasarnya tidak ada
yang sama atau berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. VAK (Visualisasi,
Auditory, dan Kinestetic) merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap
manusia. Ketiga modaltitas tersebut kemudian dikenal dengan gaya belajar. Gaya
belajar merupakan kombinasi bagaimana seseorang dapat menyerap dan mengatur
serta mengolah informasi.
Pada
pembelajaran VAK, pembelajaran difokuskan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung dengan cara belajar mengingat (visual), belajar dengan
mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan emosi (kinestetik). Dan
menurut Herdian, model pembelajaran VAK merupakan suatu model pembelajaran yang
menganggap pembelajaran akan efektif dengan memeperhatikan ketiga hal tersebut
dan dapat diartikan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan mamanfaatkan potensi
siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa model VAK memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar langsung dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk
mencapai pemahaman dan pembelajaran yang efektif.
Model
pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas
yang sudah dimiliki oleh manusia yang bertujuan untuk menjadikan siswa belajar
dengan nyaman. Ketiga modalitas itu adalah:
1.
Visual
Modalitas ini menyerapdengan visual, warna, gambar,
peta, dan diagram. Belajar harus menggunakan indra penglihatan melalui
mengamati, menggambar, mendemonstarasikan, membaca, menggunakan media dan alat
peraga. Gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat
misalnya warna, hubungan ruang, potret, mental, dan gambar yang menarik
perhatian. Bagi peserta didik yang memegang gaya belajar visual mata adalah
alat yang sangat penting. Orang dengan gaya belajar visual akan belajar sesuai
dengan apa yang ia lihat.
Dalam buku Quantum teaching dijelaskan bahwa seseorang
yang memiliki gaya belajar visual bercirikan sebagai berikut:
a. Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar.
b. Suka mencoret-coret sesuatu
c. Lebih suka membaca daripada dibacakan.
d. Rapi dan teratur
e. Mementingkan penampilan
f. Teliti terhadap detail dan pengeja yang baik
Peta konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik
untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan. Mereka menggunakan
format global atau umu, yang memungkinkan informasi ditunjukkan dalam cara
mirip seperti otak kita berfungsi dalam berbagai arah secara serempak.
2. Auditori
Gaya ini mengakses ke segala jenis bunyi dan kata
diciptakan maupun diingat. Music, nada, irama, dialog, dan suara. Cirri-ciri
seseorang mempunyai gaya belajar Auditory adalah:
a.
Lebih cepat
menyerap pelajaran dengan cara mendengar
b.
Menggerakkan
bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
c.
Senang memebaca
dengan keras dan mendengarkan
d.
Perhatiannya
mudah terpecah
e.
Merasa kesulitan
untuk menulis
f.
Suka
berbicara,berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dnegan panjang lebar.
Pada seseorang yang mempunyai gaya belajar auditori,
memberikan penekanan atau membaca secara dramatis dan merangkum dan diucapkan
dengan lantang akan sangat membantu dalam mengingat sesuatu.
3. Kinestetic
Model pembelajaran kinestetik adalah pembelajar yang
menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik. Cirri-ciri seseorang yang
memiliki gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut:
a.
Misalnya ketika
termenung untuk berpikir, maka matanya akan menatap ke bawah
b.
Ketika
berbicara, ia berbicara dan bergerak lebih cepat.
c.
Menggunakan jari
sebagai penunjuk ketika membaca.
d.
Banyak
menggunakan isyarat tubuh.
Pada seseorang yang mempunyai gaya belajar kinestetik,
cobalah berjalan-jalan atau bangkitlah dari tempt duduk lalu bergerak setiap
dua puluh lima atau tiga puluh menit. Corat-coretlah, garis bawahi catatan,
atau apa yang and abaca dengan warna, dan buatlah peta konsep. Selain itu,
tulislah butir-butir penting suatu subjek pada kartu-kartu indeks dan
menyusunya dalam urutan logis sehingga Anda telah menanganinya secara fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar