Stephen R.Toulmin (Ihsan, A: 2013) mengatakan bahwa filsafat
ilmu partama-tama mencoba menjelaskan unsur-unsur yang terlibat
dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola
perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, praanggapan-praanggaan
metafisis, dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari
sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologis praktis, dan metafisika.
Filsafat ilmu dalam matematika dapat dikaji
dari materi – materi yang terdapat pada matematika, misalnya pada materi bangun
ruang sebuah model (media) bangun ruang dapat dikatakan bangun ruang apabila ia
memenuhi unsur – unsur bangun ruang itu sendiri, yaitu pada balok mempunyai 12
rusuk, 6 sisi, dan 8 titik sudut.
Filsafat ilmu dalam matematika bisa juga dikaji
dari aspek ontologi, epistemologi, logika, cara berfikir deduktif dan induktif
dan perkembangan ilmu pengetahuan yang seiring dengan perkembangan matematika
yang semakin nyata dalam kehidupan dan konsep – konsep ilmu pengetahuan.
Rumus Phytagoras adalah rumus yang sering di pakai dalam pelajaran
matematika di sekolah. Kadang kita di buat bingung dengan rumus pitagoras matematika, bagaimana cara membuktikan kebenarannya? Kurang
lebih uraian tentang rumusphytagoras seperti di bawah ini.
Rumus asli
phytagoras
Membuktikan
kebenarannya, di mulai dengan membuat gambar sebuah persegi besar, kemudian
gambarlah sebuah persegi kecil di dalam persegi besar tersebut, seperti gambar
berikut:
Perhitungannya :
Luas persegi besar
= Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga
( b + a ) . ( b + a
) = c . c + 4 . 1/2 b.a
b2 + 2 b.a + a2 = c2 +
2 b.a
b2 + a2 =
c2 + 2 b.a - 2
b.a
b2 + a2 =
c2
Berdasarkan rumus
tersebut terbukti bahwa sisi miring sebuah segitiga siku - siku adalah akar
dari jumlah kuadrat sisi - sisi yang lain.
Dalil Phytagoras dalam Kehidupan
Sehari-hari
Dalil Pythagoras adalah suatu rumus
yang berkaitan dengan sisi-sisi dari suatu segitiga siku-siku. Nama dalil
Pythagoras di ambil dari nama penemunya yaitu Pythagoras yang merupakan
matematikawan asal Yunani.
Dengan, a : sisi tegak segitiga
siku-siku, b : sisi mendatar, c : sisi miring
Dalil Phytagoras sangat mudah untuk diaplikasikan
dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan segitiga siku-siku.
Selain mudah diaplikasikan, dalil
Pythagoras juga memiliki peranan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk
mengetahui tinggi layangan yang kita terbangkan. Kita tidak usah menggunakan
alat ukur untuk mengukur tinggi layangan dari atas tanah, cukup dengan
mengetahui panjang tali yang kita gunakan untuk bermain layang-layang dan juga
jarak dari pemain layang-layang terhadap layang-layang, maka kita bisa
menentukan tinggi dari layang-layang.
Perhatikan soal di bawah ini :
Perhatikan soal di bawah ini :
Misal, panjang tali yang digunakan
bila diukur dari tanah adalah 5 meter, dan jarak pemain dengan layang-layangnya
adalah 3 meter, maka tinggi layang-layangnya adalah :
Panjang tali kuadrat – jarak pemain
kuadrat = tinggi layang-layang kuadrat
5^2 - 3^2 = 25 – 9 = 16, maka Tinggi layang-layang
adalah √16 = 4 meter.
Di Indonesia sendiri
pengamalan filsafat dalam ilmu, khususnya matematika, masih sangat amat jarang,
bahkan tidak ada. Terlebih lagi setelah menjamurnya pusat bimbingan belajar
yang mengajarkan rumus-rumus praktis tanpa menyodorkan dasar pemahaman yang
cukup memadai. akhirnya ilmu hanya dipandang sebagai sesuatu yang pragmatis
(Nuriasih, L: 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar