Seringkali,
kita bertanya-tanya “untuk apakah orang berfilsafat?” akan tetapi, pertanyaan
ini kuranglah tepat untuk diajukan karena walaupun Anda tidak memiliki minat
untuk belajar filsafat, beberapa masalah pokok di dalam kehidupan sehari-hari
langsung menarik perhatian Anda untuk berfilsafat. Dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, setiap orang pasti memiliki pengandaian-pengandaian filosofis
tertentu, entah disadari atau tidak. Pengandaian-pengandaian tersebut di uji
ketika ia harus memutuskan beberapa hal yang bukan melulu berkaitan dengan
fakta empiris, melainkan dengan pertanyaan filosofis.
Dengan
demikian, pernyataan dasarnya bukanlah untuk
apa orang berfilsafat, tetapi bagaimana
orang harus berfilsafat secara memadai.
Salah
satu hal yang membuat filsafat menarik adalah kemampuan-kemampuannya untuk
membuat orang menjadi lebih sensitive pada hal-hal yang sebelumnya tidak pernah
dipikirkan.
Anda
sudah punya anak, anda mengajarkan anak anda untuk tidak minum beralkohol dan
tidak menghisap ganja. Akan tetapi, ketika akhir pecan tiba dan anda sedang
berkumpul bersama teman-teman anda, anda menyediakan minuman keras dan mnghisap
ganja bersama teman-teman Anda di rumah tanpa memperdulikan perasaan anak anda.
Kita
hidup dalam Negara yang memiliki kesadaran bahwa setiap orang berkedudukan
setara dihadapan hukum. Semua orang setuju dengan prinsip ini. Akan tetapi,
dalam relaitas, hanya orang kayalah yang memperoleh pendampingan hukum yang
memadai. Sebaliknya, orang yang tidak punya cenderung untuk ditindas dan
diperlakukan tidak adil.
Problem
filsafat bukanlah problem yang abstrak da mengawang, tetapi juga problem yang
tumbuh dari pengalaman sehari-hari yang remeh-temeh, namun dirasa ada yang
keliru dan membutuhkan telaah lebih jauh. “rangsangan untuk mulai berfilsafat”,
demikian tulis woodhouse, “seringkali muncul ketika orang berhadapan dengan
sebuah pernyataan yang dirasa keliru”.
Misalnya, kita tentu
akan tersentak dengan pertanyaan, apakah seorang koruptor harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya? Jika ya, mengapa ketika pak Harto di
bebaskan darui tuntutan hukum apapun, kita patut bertanya mengapa dia tidak
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya? Ketika berhadapan dengan
permasalahn ini dan mulai memikirkannya lebih jauh, kita terlibat di dalam
suatu problematika filsafat.
Orang-orang
yang tidak secara sistematis memepelajari filsafat juga seringkali tertarik
dengan beberapa problem mendasar di dalam filsafat, seperti apakah tuhan itu
ada? Apakah tujuan hidup manusia? Apakah yang harus kulakukan, sehingga hidup
saya menjadi baik? Ada beragam jawaban yang bisa diberikan dan di dalam
filsafat, ke semua jawaban yang diberikan haruslah didasarkan pada penalaran
rasional.
Tentu
saja, masih banyak contoh yang lain. Yang ditekankan adalah bahwa setiap orang
dalam apapun bidang pekerjaan maupun disiplin yang ia tekuni pasti akan
berhadapan dengan persoalan-persoalan filsafat, walaupun ia tidak
menginginkannya. Setiap orang sudah selalu terlibat dalam persoalan mendasar
tentang kehidupan, manusia, tuhan, dan masyarakat. Alangkah baik mengkaji semua
tersebut secara jernih dan sistematis. Yang terakhir inilah yang menjadi focus
filsafat sekaligus daya tariknya.
Referensi: Wattimena
A.A. Reza. 2008. FILSAFAT DAN SAINS: SEBUAH PENGANTAR. Jakarta: PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar