Filsafat
Ilmu Pendidikan dan Manfaatnya untuk Manusia
Filsafat secara etimologis berasal
dari bahasa Yunani yaitu, philosophia. Philos berarti
suka, cinta, atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia adalah
kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat secara sederhana mempunyai arti cinta
atau kecenderungan pada kebijaksanaan. Sedangkan Filsafat menurut saya adalah
sebuah mata kuliah yang mengajarkan kita untuk selalu peka terhadap lingkungan
sekitar karena filsafat adalah suatu tindakan dan suatu aktivitas. Filsafat
adalah aktivitas berpikir seseorang yang secara mendalam tentang
pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia. Seperti pertanyaan-pertanyaan
apakah tujuan hidup kita, apakah patokan kita bahagia, mengapa seseorang dapat
dikatakan benar, dan lain-lain. Dengan filsafat kita dapat menjawab beberapa
pertanyaan itu secara rasional, kritis, dan sistematis.
Menurut Immanuel Kant, filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang
didalamnya tercakup empat persoalan. Pertama,
what may I hope? Kant menolak bukti-bukti “onto-Teologis” adanya tuhan. Artinya
menurut Kant Tuhan itu statusnya bukan Objek indrawi melainkan a priori dan berupa postulat yang
menajdi asumsi pangkal dalil yang
dianggap benar tanpa perlu membuktikannya. Kant menyatakan bahwa memang tuhan
hanya bisa didekati melalui iman dan iman itu dilndasi oleh hukum moral yang
mewajibkan kita untuk selau berbuat kebaikan. Kebaikan ini tentunya akan
memiliki keutamaan dan kebahagiaan. Orang dinyatakan memiliki keutamaan apabila
perbuatannya sesuai dengan hukum moral. Dari keutamaan inilah melahirkan
kebahagiaan. Tetapi menurut Kant, manusia tidak akan selalu mencapai kondisi
keutamaan. Bahwasanya, tidak akan pernah ada manusia yang dapat mencapai
kesesuaian kehendak dengan hukum moral karena tidak ada mansuia yang mempunyai
kesesuaian secara mutlak. Kebahagian sendiri adalah kondisi dimana realitas
manusia sesuai dengan keinginan dan kehendaknya. Tetapi hal tersebut sangatlah
tidak mungkin berjalan baik karena manusia bukanlah yang maha pengatur yang
dapat mengaharmoniskan dunia fisik sesuai dnegan kehendak dan keinginannya.
Tuhan adalah penyebab tertinggi alam sejauh alam itu diandaikan untuk kebaikan
tertinggi atau tuhan adalah pencipta alam fisik yang sesuai dengan kehendak dan
keinginan-Nya. Maka, dengan berbuat baik kita akan sampai pada realitas
keberadaan tuhan. Artinya, kebaikan akan selalu ada dan manusia selalu mencoba
mewujudkan kebaikan tersebut. Kedua,
what should I do? Pemikiran Kant tentang pedoman hidup, nilai, atau etika.
Etika berasal dari bahsa Yunani yaitu ethos
yang berarti watak. Etika Immanuel Kant diawali dengan pernyataan bahwa
satu-satunya hal baik yang tidak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah
“kehendak baik”. Sejauh seseorang berkehendak baik maka orang itu baik,
penialian bahwa seseorang itu baik sama sekali tidak bergantung pada hal-hal
diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri kecuali kehendak baik.
Wujud dari kehendak baik seseorang adalah ia mampu menjalankan kewajiban yang ia miliki. Kemauan baik adalah syarat
mutlak untuk bertindak secara moral. Menurut Kant ada tiga kemungkinan
seseorang menjalankan kewajibannya yaitu karena hal tersebut menguntungkan,
terdorong dari perasaan yang ada dalam dirinya yaitu kasihan, atau karena ia
memang mau memenuhi kewajibannya. Ketiga,
What can I Know? Pemikiran Kant tentang Pengetahuan. Menurut Kant, pengetahuan
yang mutlak sebenarnya memang tidak akan ada bila seluruh pengetahuan datang
melalui indera. Kant memulainya dengan mempertanyakan apakah ada yang dapat
kita ketahui seandainya seluruh benda dan indera dibuang. Seandainya tidak ada
benda dan indera adakah yang dapat kita ketahui? Menurut Kant, pengetahuan
manusia muncul dari dua sumber utama yaitu pengalaman pancaindera dan pemahaman
akal budi (rasio). Pengalaman yang diperoleh melalui pancaindera kemudian
diolah oleh pemahaman akal budi kita dan akan menghasilkan pengetahuan. Hal
tersebutlah yang menyebaabkan pengetahuan manusia selalu bersifat apriori dan
aposteori secara bersamaan. Tanpa pengalaman inderawi maka pengetahuan hanyalah
konsep-konsep atau hipotesis belaka, tetapi tanpa pemahaman pun pengalaman
inderawi hanya akan menjadi kesan-kesan panca indera belaka yang tidak akan
sampai pada keseluruhan pengertian yang teratur dan menjadikannya sebuah
pengetahuan. Keempat, What Is Man?
Kant mengatakan bahwa manusia adalah actor yang menkronstruksi dunianya
sendiri. Manusia memiliki tujuan yang tertuju pada dirinya sendiri. Manusia
bukanlah alat atau sarana yang boleh diperlakukan sewenang-wenang.
Filsafat bukanlah hanya mata kuliah.
Filsafat merupakan aktivitas yang dapat dilakukan manusia dimanapun dan
kapanpun. Berfilsafat termasuk dalam berfikir. Namun, berfilsafat tidak identik
dengan berfikir sehingga tidak semua orang yang berfikir sedang berfilsafat.
Sebagai contoh terdapat seorang siswa yang sedang berfikir bagaimana agar dapat
lulus dalam ujian Akhir Nasional, mak siswa ini tidaklah sedang berfilsafat
melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran yang umum,
mendalam dan menyeluruh.
Terkadang kita berpikir bahwa
filsafat adalah sebuah ilmu yang sulit di jangkau oleh akal karena filsafat
merupakan suatu aktivitas berpikir yang abstarak. Mungkin banyak dari kita yang
baru mengetahui apakah filsafat itu dan manfaatnya bagi kehidupan. Lalu
bagaimanakah cara kita untuk dapat mempelajari filsafat? Berfilsafat tentunya
sudah kita lakukan dari sebelum mengenal istilah filsafat hanya saja kita baru
mengetahui istilahnya sekarang. Ketika kita berfilsafat tentunya kita
membutuhkan banyak ilmu pengetahuan agar kita bisa berfilsafat. Ilmu dapat kita
peroleh dengan belajar. Kegiatan belajar dapat kita dilakukan dimana saja. Kita
dapat belajar di bangku sekolah ataupun belajar dengan lingkungan sekitar kita.
Belajar adalah aktivitas dimana kita dapat menerima informasi baru yang belum
kita ketahui sebelumnya. Belajar mulai dari cangkok pasti akan selalu ada resikonya
tinggal kita yang memilih mau belajar atau tidak belajar sama sekali yang
artinya ilmu pengetahuan kita tentunya tidak bertambah dan kita akan merasa
kesulitan ketika kita melakukan aktivitas berpikir yaitu berfilsafat.
Filsafat memiliki peran penting bagi
kemajuan ilmu pengetahuan karena kemampuan filsafat dapat mengubah pola pikir
seseorang. Filsafat adalah aktivitas berpikir yang menembus ruang dan waktu,
oleh karena itu manusia perlu belajar filsafat karena kita dianugrahkan
memiliki otak yang dapat digunakan untuk berpikir akan segala sesuatu yang
mungkin dapat digali. Dengan belajar filsafat, kita akan mendapatkan beberapa
keterampilan seperti memikirkan masalah secara mendalam dan kritis,
mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam
menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga. Filsafat mengajak
kita untuk memahami dan mempertanyakna ide-ide tentang kehidupan, nilai-nilai
hidup seperti kebenaran, akal budi, dan keberadaan kita sebagai manusia ciptaan
Tuhan. Manusia yang benar akan
menghasilkan pintar dan pintar berawal dari orang yang bijak sama halnya juga
menjadi orang penting, tetapi lebih penting mejadi orang baik karena banyak
kita temukan orang-orang penting yang tidak baik.
Secara bahasa manusia berasal dari
bahasa sansekerta “manu” yang berarti berpikir, berakal budi, atau makhluk yang
berakal budi. Manusia adalah satu kata yang sangat bermakna dan dalam, dimana
manusaia adalah makhluk yang sangat sempurna. Manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan yang paling special. Manusia memiliki akal dan hati yang tidak dimiliki
oleh makhluk ciptaan tuhan yang lainnya. Manusaia adalah makhluk yang bersifat
nyata dan mempunyai akal pikiran dan hati yang diberikan Tuhan untuk berfikir,
mencari kebenaran, mencari ilmu pengetahuan, membedakan mana yang baik dan
buruk, dan hal lainnya.
Manusia
sebagai subjek telah memiliki potensi-potensi kebaikan sesuai dengan kodratnya,
disamping itu adapula kecenderungan-kecenderungan ke arah yang tidak baik.
Hakikat manusia itu pertama-tama adalah pada jiwanya. Oleh karena itu hakikat manusia
juga menentukan hakekat perbuatannya. Jika dilihat dari karakteristiknya
manusia mempunyai sifat yang konsisten atau ajeg, dan Luwes atau Fleksible.
Konsisten adalah satu sikap dari manusia yang memegang teguh suatu prinsip atau
pendirian dari segala hal yang telah ditentukan. Sedangkan perjalanan kehidupan
tidak selalu seperti yang kita harapkan walaupun kita telah mengetahui dari
mana anda harus memulai. Oleh karena itu, manusia juga mempunyai sikap
keluwesan. Luwes yang dimaksud dalam hal ini adalah keluwesan dalam
bertindak karena sangat dibutuhkan oleh
setiap manusia.. Sikap luwes dapat diartikan jug inisiatif yaitu mencoba
berbagai cara untuk memecahkan masalah. Namun, seandainya setiap perubahan cara
yang kita lakukan ternyata tidak berhasil, kita harus berlaku luwes dalam
bertindak, sampai kita mendapatkan apa yang kita inginkan dan inilah yang
dinamakan kerja keras.
Manusia agar dapat terus beradaptasi
dengan lingkungan sekitar tentunya sangat membutuhkan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan dapat kita peroleh dengan melalui pendidikan. Pendidikan adalah hal
terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat
dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai
norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,
sistematis, internasional, dan kretaif, dimana peserta didik mengembangkan
potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri, dan keterampilan untuk membuat
dirinya berguna di masyarakat. Dalam perspektif filsafat, pendidikan adalah
proses seseorang menjadi lebih berilmu. Fungsi pendidikan bukanlah sebagai
alat, melainkan sebagai konservasi, transformasi, dan inovasi. Konservasi
adalah pelestarian atau perlindungan yang seringkali berkaitan dengan hati atau
aspek afektif manusia, transformasi adalah perubahan dari yang tidak berilmu
menjadi lebih berilmu. Perubahan-perubahan tersebut tentu membutuhkan mata
untuk melihatnya dan mata dapat dipengaruhi oleh apapun. Sedangkan inovasi
adalah gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Dalam filsafat, ilmu pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Oleh karena ada kaitan yang sangat
erat antara filsafat dan pendidikan, maka lahirlah filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan berasal dari dua kata yaitu filsafat dan pendidikan. Jika
diterjemahkan maka filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai kajian mendalam
yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan yang didasarkan atas kecintaan
seseorang terhadap ilmu pengetahuan.
Menurut saya, filsafat adalah
sesuatu yang harus dilakukan oleh semua orang. Setidaknya dengan mempelajari
filsafat, kita dapat menemukan metode yang lebih tepat untuk memahami dan
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut kehidupan
sehari-hari manusia dengan logis, kritis, dan sistematis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar