The meaning Of Philoshopy
Secara Etimologi atau asal usul bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang merupakan penggabungan
antara dua buah kata, yakni philos
atau philein yang berarti cinta, mencintai
atau pencinta, sedangkan kata Sophia yang
berarti kebijaksanaan atau hikmat. Sedangkan kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau
kebenaran yang sesungguhnya. Dengan demikian, secara bahasa filsafat
memiliki arti cinta akan kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat yang besar dan
sungguh-sungguh.
Kaitan
antara kebijaksanaan dan kebenaran dijelaskan oleh Suparlan Suhartono, Ph.D.
(2007: 35) bahwa orang yang mencintai kebijaksanaan akan selalu tertarik untuk
mencintai kebenaran. Bijaksana
adalah sifat manusia yang muncul sebagi hasil dari usahanya untuk berpikir
benar dan berkehendak baik. Berpikir benar saja ternyata belim mencukupi. Kita
harus berpikir filosofis yang artinya berusaha untuk mewujudkan gabungan antara
keduannya yaitu berpikir benar dan berkehendak baik. Kata
kunci untuk mencapai kebenaran sejati adalah adanya pengetahuan yang akan
menyatu dengan kepribadian seseorang, maka orang tersebut cenderung bertingkah
laku bijaksana. Mencari kebenaran sejati tentu tidaklah mudah. Ilustrasi
berikut dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana susahnya mencari
kebenaran sejati.
Yuk simakk
Seeokor
gajah dibawa oleh sekelompok orang buta yang belum pernah bertemu binatang
semacam itu. Seseorang yang satu meraba kakinya dan mengatakan bahwa gajah adalah
tiang raksasa yang hidup. Sedangkan seseorang yang lain meraba belalainya dan
meyebutkan gajah sebagai ular raksasa. Seseorang yang lainya meraba gadingnya
dan menganggap gajah adalah semacam bajak raksasa yang sangat tajam, dan
seterusnya. Kemudian mereka bertengkar, masing masing merasa pendapatnya yang
paling benar dan pendapat yang lain adalah salah.
Berdasarkan ilustrasi diatas bahwa tidak ada satu pun pendapat yang benar-benar mutlak, dan tak ada satu pun pendapat yang salah. Orang tersebut mengatakan yang sejujurnya berdasarkan perspektif masing-masing. Setiap pendapat dibentuk sebagai satu kebenaran untuk individu yang mengasumsikannya. Variasi dari berbagai konsep, mungkin baik untuk dipertimbangkan kebenarannya. Disinalah orang membangun pemahaman yang lebih mendalam untuk suatu objek. Kebenaran dapat diraih melalui konsep dan bukan melalui objek.
Dari
contoh diatas, kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat
adalah suatu ilmu yang biasa atau suatu ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat
segala sesuatu untuk memeroleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai
usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh atau suatu cara berpikir yang
mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Mnurut
Kattsoff (dalam Suparlan, 2007: 49), “filsafat bukan membuat roti”. Namun
demikian, filsafat dapat menyiapkan tungkunya, menyisikan noda noda dari
tepungnya, menambah jumlah bumbunya secara layak, dan mengangkat roti itu dari
tungku sesuai pada waktu yang tepat. Secara sederhana, hal itu berarti bahwa
tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin,
mengajukan kritik, dan menilai pengetahuan, menemukan hakikatnya, menertibkan,
dan mengatur semuanya itu dalam bentuk istematik. Filsafat membawa kita kepada
pemahaman yang mengantarkan kepada tindakan yang lebih layak. Atau dengan kata
lain filsafat sebagai latihan untuk belajar mengambil sikap, mengukur bobot
dari segala macam pandangan yang ditawarkan kepada kita.
Referensi: (FILSAFAT ILMU .... )
Referensi: (FILSAFAT ILMU .... )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar