Jumat, 30 September 2016

The Meaning Of Filsafat

The meaning Of Philoshopy



                       Secara Etimologi atau asal usul bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang merupakan penggabungan antara dua buah kata, yakni philos atau philein yang berarti cinta, mencintai atau pencinta, sedangkan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmat. Sedangkan kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Dengan demikian, secara bahasa filsafat memiliki arti cinta akan kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat yang besar dan sungguh-sungguh.

Kaitan antara kebijaksanaan dan kebenaran dijelaskan oleh Suparlan Suhartono, Ph.D. (2007: 35) bahwa orang yang mencintai kebijaksanaan akan selalu tertarik untuk mencintai kebenaran. Bijaksana adalah sifat manusia yang muncul sebagi hasil dari usahanya untuk berpikir benar dan berkehendak baik. Berpikir benar saja ternyata belim mencukupi. Kita harus berpikir filosofis yang artinya berusaha untuk mewujudkan gabungan antara keduannya yaitu berpikir benar dan berkehendak baik. Kata kunci untuk mencapai kebenaran sejati adalah adanya pengetahuan yang akan menyatu dengan kepribadian seseorang, maka orang tersebut cenderung bertingkah laku bijaksana. Mencari kebenaran sejati tentu tidaklah mudah. Ilustrasi berikut dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana susahnya mencari kebenaran sejati.

Yuk simakk 

Seeokor gajah dibawa oleh sekelompok orang buta yang belum pernah bertemu binatang semacam itu. Seseorang yang satu meraba kakinya dan mengatakan bahwa gajah adalah tiang raksasa yang hidup. Sedangkan seseorang yang lain meraba belalainya dan meyebutkan gajah sebagai ular raksasa. Seseorang yang lainya meraba gadingnya dan menganggap gajah adalah semacam bajak raksasa yang sangat tajam, dan seterusnya. Kemudian mereka bertengkar, masing masing merasa pendapatnya yang paling benar dan pendapat yang lain adalah salah.


Berdasarkan ilustrasi diatas bahwa tidak ada satu pun pendapat yang benar-benar mutlak, dan tak ada satu pun pendapat yang salah. Orang tersebut mengatakan yang sejujurnya berdasarkan perspektif masing-masing. Setiap pendapat dibentuk sebagai satu kebenaran untuk individu yang mengasumsikannya. Variasi dari berbagai konsep, mungkin baik untuk dipertimbangkan kebenarannya. Disinalah orang membangun pemahaman yang lebih mendalam untuk suatu objek. Kebenaran dapat diraih melalui konsep dan bukan melalui objek.

                   Dari contoh diatas, kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu yang biasa atau suatu ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memeroleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh atau suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.

Mnurut Kattsoff (dalam Suparlan, 2007: 49), “filsafat bukan membuat roti”. Namun demikian, filsafat dapat menyiapkan tungkunya, menyisikan noda noda dari tepungnya, menambah jumlah bumbunya secara layak, dan mengangkat roti itu dari tungku sesuai pada waktu yang tepat. Secara sederhana, hal itu berarti bahwa tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik, dan menilai pengetahuan, menemukan hakikatnya, menertibkan, dan mengatur semuanya itu dalam bentuk istematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman yang mengantarkan kepada tindakan yang lebih layak. Atau dengan kata lain filsafat sebagai latihan untuk belajar mengambil sikap, mengukur bobot dari segala macam pandangan yang ditawarkan kepada kita. 
Referensi: (FILSAFAT ILMU .... )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar