Rabu, 04 Januari 2017

Tugas Essai Filsafat


 
Filsafat Ilmu Pendidikan dan Manfaatnya untuk Manusia
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu, philosophiaPhilos berarti suka, cinta, atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia adalah kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat secara sederhana mempunyai arti cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan. Sedangkan Filsafat menurut saya adalah sebuah mata kuliah yang mengajarkan kita untuk selalu peka terhadap lingkungan sekitar karena filsafat adalah suatu tindakan dan suatu aktivitas. Filsafat adalah aktivitas berpikir seseorang yang secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia. Seperti pertanyaan-pertanyaan apakah tujuan hidup kita, apakah patokan kita bahagia, mengapa seseorang dapat dikatakan benar, dan lain-lain. Dengan filsafat kita dapat menjawab beberapa pertanyaan itu secara rasional, kritis, dan sistematis.
Menurut Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan. Pertama, what may I hope? Kant menolak bukti-bukti “onto-Teologis” adanya tuhan. Artinya menurut Kant Tuhan itu statusnya bukan Objek indrawi  melainkan a priori dan berupa postulat yang menajdi asumsi  pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlu membuktikannya. Kant menyatakan bahwa memang tuhan hanya bisa didekati melalui iman dan iman itu dilndasi oleh hukum moral yang mewajibkan kita untuk selau berbuat kebaikan. Kebaikan ini tentunya akan memiliki keutamaan dan kebahagiaan. Orang dinyatakan memiliki keutamaan apabila perbuatannya sesuai dengan hukum moral. Dari keutamaan inilah melahirkan kebahagiaan. Tetapi menurut Kant, manusia tidak akan selalu mencapai kondisi keutamaan. Bahwasanya, tidak akan pernah ada manusia yang dapat mencapai kesesuaian kehendak dengan hukum moral karena tidak ada mansuia yang mempunyai kesesuaian secara mutlak. Kebahagian sendiri adalah kondisi dimana realitas manusia sesuai dengan keinginan dan kehendaknya. Tetapi hal tersebut sangatlah tidak mungkin berjalan baik karena manusia bukanlah yang maha pengatur yang dapat mengaharmoniskan dunia fisik sesuai dnegan kehendak dan keinginannya. Tuhan adalah penyebab tertinggi alam sejauh alam itu diandaikan untuk kebaikan tertinggi atau tuhan adalah pencipta alam fisik yang sesuai dengan kehendak dan keinginan-Nya. Maka, dengan berbuat baik kita akan sampai pada realitas keberadaan tuhan. Artinya, kebaikan akan selalu ada dan manusia selalu mencoba mewujudkan kebaikan tersebut. Kedua, what should I do? Pemikiran Kant tentang pedoman hidup, nilai, atau etika. Etika berasal dari bahsa Yunani yaitu ethos yang berarti watak. Etika Immanuel Kant diawali dengan pernyataan bahwa satu-satunya hal baik yang tidak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah “kehendak baik”. Sejauh seseorang berkehendak baik maka orang itu baik, penialian bahwa seseorang itu baik sama sekali tidak bergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri kecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik seseorang adalah ia mampu menjalankan kewajiban  yang ia miliki. Kemauan baik adalah syarat mutlak untuk bertindak secara moral. Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya yaitu karena hal tersebut menguntungkan, terdorong dari perasaan yang ada dalam dirinya yaitu kasihan, atau karena ia memang mau memenuhi kewajibannya. Ketiga, What can I Know? Pemikiran Kant tentang Pengetahuan. Menurut Kant, pengetahuan yang mutlak sebenarnya memang tidak akan ada bila seluruh pengetahuan datang melalui indera. Kant memulainya dengan mempertanyakan apakah ada yang dapat kita ketahui seandainya seluruh benda dan indera dibuang. Seandainya tidak ada benda dan indera adakah yang dapat kita ketahui? Menurut Kant, pengetahuan manusia muncul dari dua sumber utama yaitu pengalaman pancaindera dan pemahaman akal budi (rasio). Pengalaman yang diperoleh melalui pancaindera kemudian diolah oleh pemahaman akal budi kita dan akan menghasilkan pengetahuan. Hal tersebutlah yang menyebaabkan pengetahuan manusia selalu bersifat apriori dan aposteori secara bersamaan. Tanpa pengalaman inderawi maka pengetahuan hanyalah konsep-konsep atau hipotesis belaka, tetapi tanpa pemahaman pun pengalaman inderawi hanya akan menjadi kesan-kesan panca indera belaka yang tidak akan sampai pada keseluruhan pengertian yang teratur dan menjadikannya sebuah pengetahuan. Keempat, What Is Man? Kant mengatakan bahwa manusia adalah actor yang menkronstruksi dunianya sendiri. Manusia memiliki tujuan yang tertuju pada dirinya sendiri. Manusia bukanlah alat atau sarana yang boleh diperlakukan sewenang-wenang.
Filsafat bukanlah hanya mata kuliah. Filsafat merupakan aktivitas yang dapat dilakukan manusia dimanapun dan kapanpun. Berfilsafat termasuk dalam berfikir. Namun, berfilsafat tidak identik dengan berfikir sehingga tidak semua orang yang berfikir sedang berfilsafat. Sebagai contoh terdapat seorang siswa yang sedang berfikir bagaimana agar dapat lulus dalam ujian Akhir Nasional, mak siswa ini tidaklah sedang berfilsafat melainkan berfikir biasa yang jawabannya tidak memerlukan pemikiran yang umum, mendalam dan menyeluruh.
Terkadang kita berpikir bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang sulit di jangkau oleh akal karena filsafat merupakan suatu aktivitas berpikir yang abstarak. Mungkin banyak dari kita yang baru mengetahui apakah filsafat itu dan manfaatnya bagi kehidupan. Lalu bagaimanakah cara kita untuk dapat mempelajari filsafat? Berfilsafat tentunya sudah kita lakukan dari sebelum mengenal istilah filsafat hanya saja kita baru mengetahui istilahnya sekarang. Ketika kita berfilsafat tentunya kita membutuhkan banyak ilmu pengetahuan agar kita bisa berfilsafat. Ilmu dapat kita peroleh dengan belajar. Kegiatan belajar dapat kita dilakukan dimana saja. Kita dapat belajar di bangku sekolah ataupun belajar dengan lingkungan sekitar kita. Belajar adalah aktivitas dimana kita dapat menerima informasi baru yang belum kita ketahui sebelumnya. Belajar mulai dari cangkok pasti akan selalu ada resikonya tinggal kita yang memilih mau belajar atau tidak belajar sama sekali yang artinya ilmu pengetahuan kita tentunya tidak bertambah dan kita akan merasa kesulitan ketika kita melakukan aktivitas berpikir yaitu berfilsafat.
Filsafat memiliki peran penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan karena kemampuan filsafat dapat mengubah pola pikir seseorang. Filsafat adalah aktivitas berpikir yang menembus ruang dan waktu, oleh karena itu manusia perlu belajar filsafat karena kita dianugrahkan memiliki otak yang dapat digunakan untuk berpikir akan segala sesuatu yang mungkin dapat digali. Dengan belajar filsafat, kita akan mendapatkan beberapa keterampilan seperti memikirkan masalah secara mendalam dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga. Filsafat mengajak kita untuk memahami dan mempertanyakna ide-ide tentang kehidupan, nilai-nilai hidup seperti kebenaran, akal budi, dan keberadaan kita sebagai manusia ciptaan Tuhan. Manusia  yang benar akan menghasilkan pintar dan pintar berawal dari orang yang bijak sama halnya juga menjadi orang penting, tetapi lebih penting mejadi orang baik karena banyak kita temukan orang-orang penting yang tidak baik.
Secara bahasa manusia berasal dari bahasa sansekerta “manu” yang berarti berpikir, berakal budi, atau makhluk yang berakal budi. Manusia adalah satu kata yang sangat bermakna dan dalam, dimana manusaia adalah makhluk yang sangat sempurna. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling special. Manusia memiliki akal dan hati yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan tuhan yang lainnya. Manusaia adalah makhluk yang bersifat nyata dan mempunyai akal pikiran dan hati yang diberikan Tuhan untuk berfikir, mencari kebenaran, mencari ilmu pengetahuan, membedakan mana yang baik dan buruk, dan hal lainnya.
Manusia sebagai subjek telah memiliki potensi-potensi kebaikan sesuai dengan kodratnya, disamping itu adapula kecenderungan-kecenderungan ke arah yang tidak baik. Hakikat manusia itu pertama-tama adalah pada jiwanya. Oleh karena itu hakikat manusia juga menentukan hakekat perbuatannya. Jika dilihat dari karakteristiknya manusia mempunyai sifat yang konsisten atau ajeg, dan Luwes atau Fleksible. Konsisten adalah satu sikap dari manusia yang memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah ditentukan. Sedangkan perjalanan kehidupan tidak selalu seperti yang kita harapkan walaupun kita telah mengetahui dari mana anda harus memulai. Oleh karena itu, manusia juga mempunyai sikap keluwesan. Luwes yang dimaksud dalam hal ini adalah keluwesan dalam bertindak  karena sangat dibutuhkan oleh setiap manusia.. Sikap luwes dapat diartikan jug inisiatif yaitu mencoba berbagai cara untuk memecahkan masalah. Namun, seandainya setiap perubahan cara yang kita lakukan ternyata tidak berhasil, kita harus berlaku luwes dalam bertindak, sampai kita mendapatkan apa yang kita inginkan dan inilah yang dinamakan kerja keras.
Manusia agar dapat terus beradaptasi dengan lingkungan sekitar tentunya sangat membutuhkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat kita peroleh dengan melalui pendidikan. Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, internasional, dan kretaif, dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri, dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Dalam perspektif filsafat, pendidikan adalah proses seseorang menjadi lebih berilmu. Fungsi pendidikan bukanlah sebagai alat, melainkan sebagai konservasi, transformasi, dan inovasi. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan yang seringkali berkaitan dengan hati atau aspek afektif manusia, transformasi adalah perubahan dari yang tidak berilmu menjadi lebih berilmu. Perubahan-perubahan tersebut tentu membutuhkan mata untuk melihatnya dan mata dapat dipengaruhi oleh apapun. Sedangkan inovasi adalah gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Dalam filsafat, ilmu pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Oleh karena ada kaitan yang sangat erat antara filsafat dan pendidikan, maka lahirlah filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan berasal dari dua kata yaitu filsafat dan pendidikan. Jika diterjemahkan maka filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai kajian mendalam yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan yang didasarkan atas kecintaan seseorang terhadap ilmu pengetahuan.
Menurut saya, filsafat adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh semua orang. Setidaknya dengan mempelajari filsafat, kita dapat menemukan metode yang lebih tepat untuk memahami dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut kehidupan sehari-hari manusia dengan logis, kritis, dan sistematis.